Senin, 23 Mei 2011

Album Baru Peterpan Sudah Rampung 90 Persen

Jakarta - Noey, bassist Java Jive yang juga produser album-album Peterpan selama ini bersama rekan sebandnya Capung, menyatakan kepadaRolling Stone bahwa album terbaru Peterpan tidak akan dirilis sebelum Ariel dinyatakan bebas dari penjara.

Ditemui di Rolling Stone Cafe di sela-sela tapingprogram musik untuk salah satu stasiun televisi swasta, Noey berkata, “Album sudah selesai dikerjakan sebanyak 90 persen. Masih ada dua lagu yang belum diisi vokal. Tapi setelah mengadakanmeeting kemarin, label memutuskan untuk tidak merilis album ini sebelum Ariel bebas. Mudah-mudahan Ariel dapat banyak remisi sehingga bisa keluar lebih cepat.”

Mengenai perbedaan yang ditawarkan oleh album ini, Noey menjelaskan bahwa album ini memiliki musikalitas dan sound yang sangat berbeda. Selain itu, perubahan peran yang dilakukan David dari additional keyboardistmenjadi anggota tetap Peterpan diyakini Noey memberikan warna baru terhadap musik Peterpan. Bahkan, lagu yang direncanakan untuk menjadi single perdana album ini diciptakan oleh David.

“Lirik kebanyakan memang ditulis Ariel, tapi di album itu juga ada lagu-lagu dari Lukman, David. Malah, singleperdana untuk album ini diciptakan David,” ujar Noey.

Selain itu, Noey juga mengakui bahwa video klip dari single tersebut telah rampung dikerjakan. Begitu juga dengan pengerjaan sampul album terbaru tersebut.

“Kami sudah bikin video klipnya, tapi sampai sekarang masih disimpan, karena setelah selesai syuting, malamnya keluar video Ariel dengan Luna Maya. Tiga hari sebelumnya, kami mengadakan sesi pemotretan untuk sampul album, malamnya keluar video Cut Tari. Yah, nggak tahu kebetulan atau nggak, tapi waktunya pas banget,” kenang Noey.

Mengenai kerugian yang dialami karena hukuman penjara Ariel, Noey mengatakan bahwa kerugian finansial bukanlah hal yang penting jika dibandingkan dengan kerugian tidak dikeluarkannya karya terbaru Peterpan.

“Saya pribadi nggak sabar orang-orang mendengarkan album terbaru Peterpan ini. Kerugian secara finansial nggak sebanding dengan kerugian album itu tidak keluar. Orang bisa ngeliat metamorfosis musikalitas Peterpan pada album baru tersebut. Mereka semakin hebat. Semuanya berkembang. Ada sound baru, ada suasana baru. Kalau kami lihat, album-album Peterpan terdahulu terus berkembang secara musikalitas, dan pada album baru ini perkembangan tersebut tetap terjadi,” tukas Noey.

Noey juga mengungkapkan bahwa album yang belum diberi judul ini akan terdiri dari 11 lagu baru.

Ariel Peterpan: Suatu Hari Nanti, Pasti Semua Ini Diingat dengan Tertawa

Jakarta - Nazril Irham mencium pipi dan tangan Nazrul Irphan. Anak dan ayah itu bertatapan sebentar, kemudian saling menyapa dengan penuh kehangatan. Selasa siang, 12 April 2011, sudah lima bulan pria yang lebih populer dengan nama Ariel Peterpan, atau Boril bagi teman-teman akrabnya, ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kebon Waru, Bandung. Ini adalah percakapan antara Editor Soleh Solihun dengan Ariel, untuk kepentingan penulisan feature Ariel yang mendapat Editor’s Choice Awards sebagai Talk of The Nation.

Agak ragu juga menanyakan kabar kepada orang yang sedang dipenjara, karena sepertinya tak baik-baik saja.
Baik-baik saja. Tapi bener sih baik-baik saja. Sudah lima bulan kan, pasti sudah beradaptasilah. Yang paling susah adaptasi sih soal tidur teratur, tapi lumayan cepat. Kalau di sini pukul enam sore sudah digembok. Baru bisa keluar, pagi. Ya itu saja yang susah, biasa keluar malem. Tapi sekarang jadi malah bagus, pukul sembilan malam tidur, bangun pagi.

Seperti apa suasana sel Anda?
Begitu saja sih ya. Kalau gue sebenarnya paling kecil, jadi jatah buat enam oranglah, sekarang tinggal berlima, karena ada yang keluar. Kasusnya ada yang curanmor, penganiayaan ringan, dan....aduh, gue lupa, jarang bertanya karena nggak sopan.

Apa yang pertama terlintas di kepala waktu pertama masuk?
Wah pasti ramai dan nggak tahu modelnya seperti apa. Ada yang malaikat, kalau tukang bunuh itu istilahnya malaikat karena mencabut nyawa. Tapi dari hari pertama semuanya baik-baik saja, orang-orangnya nggak ada yang aneh-aneh. Respek-lah. Pas pagi-paginya juga begitu. Paling banyak yang dateng, ngajak ngobrol. Nggak seseram itu.

Disambut baik itu apa karena Peterpan disukai?
Mungkin, memang tergantung kitanya. Harus pintar-pintar beradaptasi, kalau pintar bergaul nggak akan masalah.

Waktu pertama kali masuk sel, apa yang terbayang di kepala?
Ingin cepet-cepet keluar lah. Soalnya perpindahan suasana sel. Di Jakarta sedikit, di sana kan kecil, di sini kamarnya gede. Kalau di sana cuma berdua, di sini minimal tuh lima orang. Tinggi juga atapnya. Pertama masuk, bengong saja, nggak ada kerjaan. Akhirnya semua furniture bikin sendiri, lemari juga bikin sendiri. Meja dan rak bukunya.

Sebelumnya sudah pernah membuat seperti itu?
Belum, nggak ada waktu lah kalau di luar sana. Cuma, di sini barang-barangnya lengkap. Mesin-mesin buat memotong, untuk membengkokkan kayu ada. Di sini bagus lah.

Waktu vonis dibacakan, apa yang terbayang di kepala Anda?
Sebenarnya saat dibacakan dari awal, dibacakan teori-teorinya, sudah terbayang, wah ini pasti kena. Jadi kita lihat ini saja, dari awal, bukan OC Kaligis saja, banyak yang bilang, pakar hukum bilang bahwa harusnya ini nggak bisa diapa-apakan. Memang yang harusnya kena ya si penyebarnya. Jadi kami masih lihat apakah hakim akan berpegang pada undang-undang atau membuat hukum sendiri apa yang bisa dia lakukan.

Apa perasaan Anda waktu divonis?
Nggak tahu kan, itu dilema. Gue tahu mana yang benar dan salahnya. Jadi nggak ada perasaan sedih, marah segala macam. Cuma perasaan yah ini mesti dijalankan lebih lama lagi, karena dari awal sudah lihat skemanya. Kok begini kok begitunya, jadi sudah nggak aneh lagi. tinggal disikapinya aja.

Katanya ada kejadian mikrofon mati waktu vonis dibacakan?
Nggak, itu cuma hiburan. [tertawa]. Karena saat dibacakan putusan hakim, wah sudah pasti berat nih, jadi sudah nggak bisa pikir apa-apa lagi. Nggaklah, mikrofon mati cuma kebetulan. Nggak seru. Yang seru itu mengerjai fotografer. Kan ruangannya panas ruangan, kalau bergerak sedikit itu semua bunyi kamera. Gua menghindari berita yang dibuat-buat. Keringat mengucur saja ditahan-tahan. Setiap gerakan itu pasti difoto-foto, nah karena nggak ada kerjaan, sekali-kali gua kerjai.

Anda jadi sebal sama media karena pemberitaan ini?
Sebenarnya nggak sebal sama media, cuma menyayangkan. Kalau menurut gue, media itu harusnya membuat masyarakat lebih pintar dengan membaca media. Nah yang gue lihat sekarang itu nggak ke sana, apalagi media baru yang isinya full gosip. Nggak ada tujuan mencerdaskan bangsa istilahnya, ini orang-orang jadi bego. Ya itulah seperti dibilang [ada video gue] sama laki-laki, sama anak SMA di bawah umur, jadi yang gue lihat orang nggak bisa membedakan mana gosip mana fakta. Itulah yang jadi bikin begonya, yang gosip orang menyangkanya beneran, karena sudah terpatri pada gosip.

Gosip yang paling menyebalkan tentang Ariel Peterpan?
Sudah tahan banting sih gue [tertawa]. Sudah nggak ada yang menyebalkan banget lagi. Dulu ada si bapak polisi yang di Mabes Polri yang kalau ngomong sembarangan. Bilang gua nggak pernah puasa, siang-siang makan pas orang lagi pada puasa. Itu kan orang yang nggak biasa digosipkan bakal bilang, ‘Anjing!’ Ketemu saja nggak pernah, tapi ngomong di media begitu. Kadang-kadang nggak ada gunanya juga, kalau dipikirkan, capek. Kalau ditanggapi terlalu serius, ya capek sendiri.

Pernah menanggapi?
Ada satu kejadian. Saat sidang, gue melewati jendela dengan kosong di sebelah kiri, biasanya ada yang jaga kiri dan kanan. Nah saat itu gue bisa lihat yang demo, tiba-tiba di bawah ada yang mengacungkan jari tengah, saat itu gue spontan membalas. Cuma ada kamera yang meliput, jadi itu salah satu yang disesalkan juga, karena pemberitaannya jadi beda, kan nggak diceritakan di bawah ada yang mengacungkan jari tengah juga. Itu kepancing emosi sebenarnya. Harusnya didiamkan saja.

Yang paling menyebalkan dari semua ini?
Banyak sih sebenernya yang ingin gua omongin, tapi belum sekarang euy saatnya, karena masih proses.

Penjara Anda sekarang dekat dengan rumah, bagaimana rasanya?
Pindah ke Bandung saja sudah seneng, jadi nggak pernah memikirkan makin dekat ke rumah makin kangen. Tapi jadi lebih sering dijenguk. Secara udara juga lebih enak, di Jakarta kan nggak enak gedungnya, di sini sehat. Kalau di Jakarta, karena di dalam gedung, nggak ada matahari, pasang AC, semuanya merokok di dalam. Exhaust saja sebulan sudah kotor. Matahari nggak masuk, kulit jadi sering gatal.. sampai sini kan bisa olahraga, ada futsal segala. Di sana cuma tenis meja, di sini ada gudang kayu. Tidur juga jadi normal, seperti manusia lagi. Biasanya gue tidur pukul 12 siang, bangun sore agak malam, siang tidur lagi. Di sini sehat. Organ-organ tubuh jadi normal lagi. Saat di Jakarta kan sudah seperti mayat. Dan di sini temen-temen SMA jadi bisa sering jenguk. Kalau di Jakarta paling si Luna (Maya), temen-temen musisi kan sibuk. Yang pasti tahananannya juga orang Bandung kebanyakan, dan karena kejahatan mereka juga lugu, seperti 'Saya lapar saya curi kerbau', kalau ngobrol sama mereka jadi lebih santai. Kalau di Jakarta, kadang-kadang berat juga obrolannya, banyak politisi. Sebenernya positif, menambah ilmu, cuma capek. Orang-orang yang berpendidikan ngobrolnya beda. Lebih serius di sana, di sini lebih santai, enak. Yang masuknya kebanyakan ya curi batu, jadi orang-orangnya lebih lugu saja kalau ngomong, enaklah. Cuma nggak ingin lama-lama, seenak-enaknya juga.

Apa hal baru yang Anda temui di penjara?
Alhamdulillah masuk sekarang, sejak tahun berapa, kalau dulu sebelum ada HAM masuk ke LP, banyak kejadian seram, seperti berantem segala macam. Tapi setelah HAM masuk, semuanya jadi normal, dan itu yang nggak banyak orang tahu tentang penjara zaman sekarang, sudah seperti pesantren.

Anak baru diplonco?
Kalau itu masih ada, tapi setelah sudah lama, normal ya kami bercanda lagi. Kalau gue sih ya Alhamdulillah lancar. Di sini ada TV, mereka saja ngomong, “Urang penjahat oge tapi teu rido si Ariel beunang. Maenya nu kitu...” (Gue saja penjahat tapi nggak ridho si Ariel ditahan, masa yang begitu...) Jadi, ada simpati dari mereka. Suka lucu kadang-kadang kalau dengar dia ngomong gitu.

Karakter yang unik yang ditemui di sini?
Yang pasti banyak belajar karakter manusia. Bagaimana ya, nanti bisa merasakan sendiri lah kalau masuk. [tertawa]. Soalnya banyak kalau kita ngobrol...bukan menghibur diri ya...cuma mereka bilang, ada beberapa yang Alhamdulillah juga bisa merasakan masuk penjara. Ada sesuatu yang...ini benar-benar seperti pit stop, mau beres-beres dulu sebentar, refresh untuk memperbaiki segala macam.

Apa yang mendewasakan dari semua ini?
Bersabar [tapi] ditahan [tertawa]. Gila, kalau misalnya nggak kuat-kuat banget, orang bisa stress. Banyak orang begitu kalau di dalam sini, dia bisa konsentrasi sholat, berpikir dan segala macam. Cuma ya pengorbanannya itu saja, kebebebasan. Diuji mental, bagaimana caranya biar kuat. Di dalam sini kan berkecamuk terus, cara menstabilkan diri. Kalau nggak, bisa bunuh diri.

Pernah frustrasi tingkat tinggi?
Nggak, dari awal juga nggak. Soalnya awal juga kan nggak seperti diberitakan, gue datang sendiri, bukan ditangkap.

Kenapa waktu itu mau datang?
Pengacara sih [yang menyarankan], memang waktu itu juga aneh. Kenapa [beritanya bilang] dicari? Kenapa mesti ditahan? Itu yang bikin gue menolak. Akhirnya ya kata nasehat pengacaranya, daripada nanti nggak bagus, mungkin dengan begini lebih bagus. Akhirnya datang, pukul dua pagi, ngobrol sebentar terus masuk.

Sudah tahu bakal ditahan?
Memang sudah tahu.

Butuh keberanian besar untuk mengambil keputusan itu?
Lumayan, itu pun yang sudah dikuat-kuatkan, kata orang di sana, itu pun masih kelihatan pucat banget [tertawa]. Waktu sampai di sana, lagi ramai, ada kasus 303, perjudian. Mereka lagi berkumpul. Gue sudah siap-siap, tas segala macam, 'Tenang, tenang.' Saat masuk ada perasaan asing, cuma setelah berapa hari netral lagi. Pasti semua orang pas masuk ke sana merasa agak mengambang, antara nyata dan nggak nyata.

Waktu hari pertama masuk, apa yang paling ditakutkan?Nggak ada sih sebenarnya, cuma bagaimana cara biar nggak bosen saja. Soalnya tahu nih pasti bosen banget. Karena gue kan hidup di jalan berapa tahun, selalu tur, atau sebelum ini juga orang nggak tahu, pas nonton konser /rif gue pernah tidur di taman kota, nggak masalah dengan itu. Gue nggak terlahir sebagai orang yang biasa dimanja, untuk masalah beradaptasi nggak terlalu susah, cuma ya itu tadi, pasti bosan.

Skala satu sampai sepuluh, berapa tingkat rasa bosannya?
Bisa sampai sepuluh. Cuma ya itu pintar-pintarnya kita. Nah itu mental dilatih. Dan kebanyakan orang bisa kok.

Penjara membuat Anda jadi orang yang lebih baik?
Bisa, ya merasa sih sebenarnya. Bukan secara moral, baik secara disiplin, banyak deh kalau dipikir-pikir. Cuma ya amit-amit sih, jangan sampai lama di sini. Gue selalu mensyukuri, jadi nggak akan ada... Gue tulis di tembok itu, ‘Kesusahan macam apa yang bisa membunuh hati yang selalu berbahagia?’ Jadi ya itulah. Dalam kondisi apapun, kalau kita selalu berbahagia, ya berbahagia.

Itu lirik lagu baru?
Bukan [tertawa]. Gue lebih senang ditulis di buku.

Kenapa tak mau menyanyikan soal itu?
Belum kepikiran, karena selama di sini nggak timbul mood untuk bikin lagu, lebih ke hal-hal yang nyata, lebih cepat, seperti membuat lemari. Jadi, singkatlah waktunya, nggak terasa.

Ini cobaan terberat dalam hidup Anda?
Mudah-mudahan iya, mudah-mudahan nggak ada yang lebih berat lagi [tertawa].

Melihat ke depan, apa yang ingin Anda katakan untuk diri sendiri?
Wah, terlalu banyak kalau gue bicarakan, yang pasti pintar-pintar mengingat saja, karena penyakit nomor satu kan cuma lupa. Kalau melakukan yang salah, berarti lupa yang benarnya. Jadi selalu ingat-ingat saja.

Dari kejadian ini, apa yang ingin diingat?
Agak rumit. Kejadiannya gue inget bener. Masalah berhadapan sama hukum dan segala macam, banyak hal.

Sepuluh tahun lagi bagaimana Anda ingin mengingat semua ini?
Suatu hari nanti, pasti semua ini diingat dengan tertawa. Suatu hari, setiap masalah itu pasti jadi bahan tertawaan buat yang mengenangnya. Sepuluh tahun lagi gue pasti ketawa-ketawa mengingatnya, soalnya yang dulu juga begitu, menertawakan kebodohan, menertawakan kelucuan.

Lagu Peterpan yang paling cocok untuk keadaan Anda sekarang?
Nggak ada. Nggak kepikiran soalnya, nggak kepikiran situasi yang seperti ini soalnya. Belum ada sebenarnya yang bisa mewakili [momen] ini, mungkin nanti. Bukan judul lagu ya [terkekeh].

Senin, 02 Mei 2011

Lirik Lagu Dara



DARA


Dara jangan kau bersedih

Ku tau kau lelah tepiskan keluh dunia

Biarkan mereka

Biarkan mereka



Tenangkan hati disana

Tertidur kau lelah

Mimpi yg menenangkan

Biarkan semua

Biarkan semua



Reff:

Kurangi beban itu

Tetap lihat ke depan

Tak terasingkan dunia dua jiwa yg perih



Masih ada disana

Untuk kita berdua

Dalam hati yg menyatu

Tempat kita menua

Minggu, 01 Mei 2011

Dari Peluncuran Single Dara Karya Ariel Peterpan

Bandung - Seorang kawan menulis pada status twitter-nya “Ariel buru-buru meluncurkan single,takut kalah sama Arul”. Ia tengah nyinyir, membuat jokes jika Arul Peterband bikinan Charly ST12 itu adalah sebuah potensi besar menenggelamkan nama Ariel Peterpan. Ia berkicau di saat, para wartawan tengah setia menunggu di halaman Rumah Tahanan Kebonwaru, Jalan Jakarta, Bandung, senin lalu. Sesuai agenda, hari itu adalah acara hearing seasons peluncuran single "Dara" milik Nazril Irham alias Ariel.

Didominasi oleh wartawan hiburan dan infotainment, wartawan sudah menunggu untuk masuk sejak pukul sembilan pagi. Acara yang dikabarkan digelar pukul sepuluh pagi, mendadak diundur menjadi pukul satu siang. Ariel adalah nama besar, magnet yang tetap menarik media dan pemirsa. Jadi menunggu beberapa jam untuk Ariel, tidak jadi masalah.

Selama menunggu, tetamu bagi Ariel bisa terdeteksi. Dari mulai keluarga dekat, tiga personel Peterpan (Uki, Reza, dan Lukman), Produser Peterpan Noey JavaJIve, manager Boedi Soeratman, dan pihak Musica yang diwakili Fery Parikesit. Lengkap.

Pembatalan acara rupanya terkait dengan kondisi di dalam Kebon Waru. Pukul sepuluh biasanya dipakai menjadi jam besuk bagi keluarga narapidana hingga pukul setengah satu. “Kalau acara disatukan dengan jam besuk, bisa kacau kondisi di dalam,” kata seorang petugas pada saya. Pukul satu siang, petugas rutan Kebonwaru mengabsen satu per satu media. Tidak ada yang berebut, semuanya diakomodir masuk.

Wartawan digiring memasuki areal taman Kebon Waru yang cukup luas. Sebuah meja panjang berada di depan kursi-kursi wartawan yang ditata rapih tiga bagian. Kameramen dan fotografer—yang kerap mengganggu kenyamanan sebuah preskon karena kerap berebut, diberi ruang yang cukup lapang dan tidak terlalu mengganggu mereka yang duduk. Sejumlah speaker besar ditempatkan di sejumlah sudut taman.

Enam bulan berada di Kebonwaru, Ariel setidaknya sudah dua kali tampil di atas panggung. Pertama bersama-sama personel Peterpan. Maret lalu hanya Ariel bernyanyi diiringi para personel dari Kebon Waru. Dua-duanya adalah acara internal Rutan Kebon Waru. Tak ada materi baru dinyanyikan, Ariel bersenandung lagu-lagu lama Peterpan. Acara hari Senin itu tentu spesial.

Selain memperdengarkan single, rencananya Ariel juga akan memainkan nomer baru itu secara langsung pada wartawan. Tempat yang nyaman untuk mendengarkan sebuah materi baru dari lelaki yang tengah melakukan proses banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat atas vonis 3,5 tahun yang dijatuhkan padanya oleh Pengadilan Negeri Bandung dalam kasus video asusila tersebut.

Tapi saya mulai khawatir. Cuaca mulai berubah dingin. Matahari mulai diselimuti awan. Satu-satunya kekhwatiran adalah turunnya hujan. Panitia tidak menyediakan tenda untuk wartawan. Acara bisa mendadak kacau. Ariel muncul dari blok tempat selnya berada ketika jam hampir mendekati pukul setengah dua siang. Berkemeja motif warna biru berpadu t-shirt warna putih, Ariel muncul dengan senyuman dan gestur muka yang selama ini kita kenal. Penampilannya jauh lebih segar dan cerah.

Kekhawatiran terbukti. Hujan turun juga. Kecil-besar-besar sekali. Semua orang berebut mencari tempat berteduh. Waktu tidak memungkinkan acara untuk ditunda lagi. Di jejalan dekat taman yang tidak cukup lebar, wartawan berdesak-desakan. Komentator musikBens Leo menjadi moderator sekaligus penguasa semua pertanyaan. Ia menunjuk semua yang berkepentingan di acara tersebut untuk bicara.

Suharman, Kepala Rutan Kebonwaru didampuk memberikan sambutan dan proses keluarnya single yang berjudul sementara "Dara" itu. “Proses pembuatan, rekaman, semuanya dilakukan di dalam Waru. (single) Ini murni ciptaan di Kebonwaru,” katanya. Ia hendak menunjukan, bahwa di tempat yang ia pimpin, proses kreatifitas tahanan atau narapidana tidak dihambat, malah difasilitasi.

Uki, Reza dan Lukman bertutur singkat soal tidak menjadi masalah bagi mereka Ariel mengeluarkan single. “Kalau bisa kita beri dukungan, kenapa tidak?” kata Uki. Menurut Lukman, apa yang mereka lakukan karena menjunjung azas pertemanan. Selama proses album masih berjalan, single yang dikeluarkan Ariel paling tidak menjadi pengobat rindu.

Ini juga yang diungkapkan oleh Ariel dalam sambutannya. Menjadi tahanan di Kebonwaru membuatnya banyak berucap terima kasih pada Suharman dan jajarannya. “Karena mereka bisa menciptakan suasana yang enak untuk berkreatifitas,” katanya. "Dara" menurut Ariel lahir dari sela-sela ia tengah menghadapi proses persidangan. “ Dalam proses yang lama ini, banyak sekali ide-ide,” katanya.

Lagu ini juga lahir karena pertemuannya dengan Faizal, seorang narapidana kasus perjudian yang cukup mahir bermain keyboard. “Seminggu Ariel masuk sini, sempat ngobrol-ngobrol. Katanya punya lagu. Main ke (sel) saya, gitar-gitaran saja,” kata Faizal. “Saya bantu aransemen dan musiknya,” tambahnya. Lagu tidak lantas matang. “Waktu kita sehari cuma dua jam. Jadi agak lama,” tutur Faizal. “Prosesnya hampir empat bulan,”

"Dara" menurut Ariel terdengar berbeda karena dikerjakan dengan tidak memakai instrumen asli. “Semuanya pakai yang ada di midi komputer. Musiknya musik komputer semua,” katanya. Soal tema lagu, menurut Ariel, “Saya ingin mencoba tema yang sesuai dengan keadaan di sini, tapi saya mencoba untuk tidak terlalu keras,” katanya. Umumnya lagu yang diciptakan di penjara bercerita tentang kepahitan.

Beberapa waktu lalu, Ariel pada saya mengatakan selama di Waru, ia hanya bisa menciptakan satu lagu. “Temanya tentang cinta-cintaan. Lelaki dengan perempuan,” katanya kala itu. Kini konteksnya berubah. “Lagu ini agar orang bisa terus melanjutkan hidup, meskipun tengah tertimpa musibah,” katanya. Single "Dara" lantas diperdengarkan pada wartawan.

Sebuah lagu pop melow. Intro gitar listrik dengan nada rendah dan lambat diiringi keyboard lamat-lamat membuka lagu. Suara Ariel masuk dengan ritme yang sama rendah dan khas. Lirik lugas ciri khas lagu-lagu buatan Ariel. Meski terbilang sederhana, "Dara" sangat menyentuh, , mengusir rasa rindu akan lagu-lagu baru Peterpan. “Lagu ini langsung nempel di kepala, dalam dua menit,” kata salah seorang rekan.

Di balik itu, sesuatu yang lebih berharga disamping single "Dara" adalah ucapan Ariel sebelum ia menyanyikan lagu tersebut. “Buat Sahabat Peterpan saya mau minta maaf dulu. Album (Peterpan) kan lama sekali keluarnya. Mudah-mudahan lagu ini bisa mengobati sedikit kerinduan, hingga jeda (album). Mudah-mudahan lagu ini bisa menghibur Sahabat Peterpan semua,” katanya.

“Mudah-mudahan juga bisa menghibur masyarakat,” katanya. Ia melanjutkan, “saya juga mohon maaf pada masyarakat, kalau selama ini sudah terjadi keresahan-keresahan, saya mohon maaf. Mudah-mudahan lagu ini bisa diterima oleh masyarakat luas,” katanya. Ariel juga berharap lagu tersebut memacu dan menjadi jalan para warga binaan Kebonwaru untuk tetap kreatif dan melanjutkan harapan.

Lelaki kelahiran 16 September 1981 ini lalu mengambil sebuah gitar akustik dan memainkan kembali "Dara" secara minus one. Semua orang terdiam ketika sang pemilik suara bernyanyi. Rintik hujan mengiringi sebuah karya apik dilantunkan suara yang lama tak terasah.

“Dara jangan kau bersedih..ku tahu kau lelah. Tepiskan keruh dunia..biarkan mereka..biarkan mereka..”

Lagu berdurasi dua menit lebih itu baru saja dilepaskan. Lagu serta lirik ciptaan Ariel belum tumpul. Masih sanggup merampas pendengaran. Saya ingat omongan Charly di sebuah tayangan infotaiment ketika mengenalkan Arul. “Semoga Arul bisa mengobati kerinduan, selama Ariel masih dalam proses hukum,” katanya dengan cengengesan. Ah, Carly, ketika tidak bernyanyi sekalipun, Ariel sulit tergantikan.

Karya Ariel dalam Penjara

Ada suka ada duka, itulah jalan hidup manusia. Seperti yang dialami oleh pentolan group peterpan yaitu Nazril Ilham atau biasa dipanggil Ariel. Setelah sekian tahun sejak awal tahun 2001 mengalami kejayaan, kini dia sedang mengalami masa dukanya dengan mendekam di sel tahanan markas besar kepolisian Republik Indonesia, akibat video yang dilakoninya bersama dua gadis yaitu Luna Maya dan Cut Tari.

Di saat menjalani masa dukanya di sel tahanan bareskrim, ariel masi sempat menuliskan suara hatinya. Berikut karya ariel saat dibareskrim. Puisi ini diperoleh dari Wall halaman facebook Official Peterpan.
Foto asli puisi yang dibuat Ariel



Isi puisi yang dibuat Ariel

Jika saya bercerita sekarang
Maka itu hanya akan membuat sebagian orang memaklumi saya
Dan sebagian lagi akan tetap menyalahkan saya

Tetap itu juga akan membuat mereka memaklumi dunia
Yang seharusnya tidak dimaklumi. Dan tidak ada yang dapat
Menjamin apakah, semua dapat memetik hal yang baik dari
Kemakluman itu, atau hanya akan mengikuti keburukannya
Maka saya lebih baik diam

Jika saya bersuara sekarang
Maka itu hanya akan membuat saya terlihat sedikit lebih baik
Dan beberapa lainnya terlihat sedikit lebih buruk sebenarnya
Maka lebih baik saya diam

Jika saya berkata sekarang
Maka akan hanya ada caci maki dari lidah ini
Dan teriakan kasar tentang kemunafikan
Serta cemoohan hina pada keadilan
Maka saya lebih baik diam

Saya hanya akan bercerita kepada Tuhan,
Bersuara kepada yang berhak,
Berkata pada diri sendiri,
Lalu diam kepada yang lainnya,
Lalu biarkan seleksi Tuhan bekerja pada hati seseorang

Tidak hanya itu, Ariel juga memberikan oretan yang cukup menggugah hati oretan tersebut isinya sebagai berikut:


Seorang sahabat menetap
Saat semua terasa salah
Adalah lebih indah
Dari pada deru pujian beribu orang-orangan
Yang mendekat saat semua terasa benar
Adalah keindahan yang kau berikan temanku
Pengertian akan kekuranganku
Terasa lebih manis
Dari pada legi pujian itu
Sahabtku, kekuatanku.
Ariel
21-09-2010
Hasil oretan ini dikirim pada salah seorang sahabat dari Bandung yang bersilaturahmi sengan Ariel. Ariel menitipkan sepucuk surat yang berisi tulisan ini untuk ditempelkan di Basecamp Peterpan Bandung. Berikut foto dari oretan tersebut.
  
Semoga aja yang telah terjadi dan dihadapi Ariel menjadi pelajaran untuk segera kembalu pada jalan yang benar…. Dan semoga diberi ketabahan dan kesabaran. Amien….!!!

PRO OR KONTRA

Munculnya fenomena Arul Peterband menggemparkan jagat hiburan Indonesia baru- baru ini. Arul Peterband, yang tentunya akan langsung mengingatkan kita pada salah satu band dan vokalis fenomenal di Indonesia, Ariel Peterpan. Tepat sekali, Arul Peterband adalah grup band baru di bawah arahan vokalis Charly ST 12 yang juga berasal dari Bandung, sama seperti Peterpan. Bukan hanya memiliki kemiripan nama saja, Arul dikabarkan juga memiliki ciri- ciri fisik yang nyaris sama dengan Ariel Peterpan. Band ini juga akan segera merilis single plesetan dengan irama dan lirik yang juga mirip dari hits Peterpan yang pernah lahir, antara lain Ada Ajah Denganmu ( Ada Apa Denganmu ) dan Menghapus Pitakmu ( Menghapus Jejakmu ). 

Hiruk pikuk munculnya Arul Peterband ini mengundang banyak kontra dari pencinta music Indonesia, khususnya Sahabat Peterpan yang merupakan fans setia mereka. Dalam situs jejaring social, facebook, mereka ramai menolak dan mencaci maki kehadiran Arul Peterband dan menggaungkan gerakan Anti Charly ST 12 yang mereka anggap plagiator. Apalagi saat ini Ariel Peterpan sedang berada di titik terendah dalam karirnya dan sedang meringkuk di penjara karena kasus video asusila. Kehadiran Arul Peterband benar- benar sebuah penghinaan bagi Sahabat Peterpan. Mereka mengambil keuntungan dan ketenaran di tengah vakumnya Peterpan. Arul Peterband jelas bukan siapa- siapa dan bukan apa- apa dibandingkan dengan nama besar Peterpan yang sudah berkarir cukup lama dan melahirkan lagu- lagu hits. Sepertinya Charly memang kurang kerjaan dengan idenya melahirkan Arul Peterband. Sangat tidak kreatif dan kampungan. Sepertinya Charly ST 12 memang hobi ya meniru karya orang lain?! Setelah dulu duet Keong Racun ciptaannya membuat panas penyanyi aslinya, kini giliran Peterpan menjadi korban ide plagiatnya, ck…ck….ck…..